Mengenai Saya

Foto saya
Menjadi beriman mungkin bukan lagi menjadi tujuan utama banyak orang.

Rabu, 28 Desember 2011

Percaya Pada Ramalan Bukan Suatu Kebajikan dan Kebijakan

dibuat waktu Jumat, 04 Februari 2011, dipost kembali 28 Desember 2011


Sebelumnya gue bicara bahwa gue bakal tenang ngadepin sidang gue, karena terdengar kabar tahun ini tahun hoki shio kelinci.
Boi! ternyata gue salah!
Dalam hati, gue sempat berkata,"Mampus gue! Oh maigat, bakal sial dong gue tahun ini".

Kabar itu gue dapat di  http://id.news.yahoo.com/kmps/20110204/tpl-eits-tahun-anjing-akan-beruntung-lho-81d2141.html yang baru gue baca pagi ini. Sempat gue kira pagi ini, pagi yang memberikan kemendungan (mungkin sia hujan tadi malam belum habis seluruhnya).Ya, kemendungan buat gue, mungkin juga buat orang-orang yang lahir di tahun kelinci kayak gue.

Tapi di berita itu ada penjelasan begini bunyinya :
 "Terkait dengan ramalan, Nyoto menyampaikan agar orang yang lahir pada Tahun Kelinci Emas dan Ayam tidak perlu gelisah karena diramalkan kurang beruntung tahun ini. Ketidakberuntungan, kata Nyoto, dapat dihapus dengan kebajikan."Berbuatlah yang baik agar semua bisa berjalan baik," ujarnya."

Ya, kesan yang kemudian ditimbulkan sebenarnya seperti 'mencuci tangan' atas semua kabar buruk yang telah disampaikan.  -__-"
Tapi kagak apa-apa, toh si narasumber juga menjelaskan tentang kebajikan, yang secara gak langsung menyadarkan gue,
"Percaya dengan ramalan juga bukan merupakan suatu bentuk kebajikan. bagi orang yang percaya dengan Tuhan." Khusus buat gue, "Tuhan Yesus".

Secara langusung menyadarkan gue, hal yang gak baik yang telah gue lakukan kemarin,
memadukan unsur ramalan manusia dan kepercayaan pada Tuhan, sempat mempengaruhi gue.
Sehingga muncul 'dualisme keselamatan'.
Antara gue harus percaya ramalan, atau gue harus percaya Tuhan. "Tuhan dinomor berapakan???"

Padahal yang gue percaya adalah Tuhan Yang Esa.
Tuhan yang pengasih dan penyayang. Tuhan yang memelihara hidup gue dan keluarga gue.
Berarti yang gue lakukan itu DOSA.
Gue sempat menduakan Dia yang sangat baik buat hidup gue dan keluarga gue.
"Tuhan Yesus, maafin saya yah...,gak lagi-lagi deh! tobat."

Selesai dengan masalah itu.
Kabar lain yang mengejutkan, dari banyak surat kabar elektronik yang ada, beritanya adalah meninggalnya bang Adjie Massaid.
Orang yang gue rasa, terlihat sebagai orang yang bekerja dengan hati untuk kemajuan TIMNAS Indonesia, khususnya TIMNAS Indonesia U-23.
 Orang yang gue lihat, lebih cocok menjadi manajer TIMNAS kita, daripada menjadi sosok sebagai seorang anggota DPR.
Orang yang gue lihat sangat berperan bagi perkembangan Skuad Garuda Muda, daripada 'maaf, para pemimpinnya' yang telah berkuasa selama ini.

Ini mungkin menjadi pukulan buat TIMNAS Indonesia kita, juga termasuk kita semua pecinta sepak bola Indonesia. Yang merasa sepakbola sudah menjadi bagian dari hidup kita selama ini.

Semoga saja, kematian 'sang manajer' tak menjadi hal yang sia-sia.

Garuda tetap di dadamu, di dada kita.
GARUDA PASTI JUARA. PSSI pasti berubah!

Selamat jalan bang Adije...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar