Mengenai Saya

Foto saya
Menjadi beriman mungkin bukan lagi menjadi tujuan utama banyak orang.

Rabu, 28 Desember 2011

LELIKRON Adventure: Pandangan Pertama... (Part 2)




NAIF, grup band asli ibukota ini telah berhasil mendapat tempat di hati kita bertiga sejak kemunculannya di televisi berwarna. Pada saat itu, kita hanya bisa menonton NAIF dari televisi berwarna.

Kita bertiga juga belum saling mengenal. Mungkin saat itu kita masih duduk di bangku SMP.
Kita biasa nonton NAIF di rumah kami masing-masing, di rumah tetangga, pokoknya di tempat dimana ada televisi. Kita bertiga juga akan selalu ingat pada lagu berjudul Posesif, yang sejak kemunculannya langsung menjadi hits. Pasalnya dimana-mana langsung dinyanyikan oleh banyak orang terutama hanya bagian reffrennya aja.
  
"Ku ingin tahu, kau harus mau. 
Kuingin kau begitu agar kau tahu.
Jadilah engkau miliku s'lalu utuh.
Tanpa tersentuh, cuma aku...
 Bila ku mati, kau juga mati. 
Walau tak ada cinta sehidup-semati.
Jadilah engkau miliku s'lalu utuh. 
Tanpa tersentuh, cuma aku...
Mengapa aku begini, jangan kau mempertanyakan..."

Walaupun begitu, gak serta-merta setiap orang menyukai NAIF dan hasil karyanya. Banyak yang mengejek dan menghina. Kita bertiga memang gak peduli dengan semua itu. Karena kita ngefans karena band ini punya karya yang bagus, fenomenal, unik, dan punya kualitas musik yang bagus.

Dan Le, banyak kejadian yang gak enak yang dia alami karena ngefans sama NAIF. Le percaya, bahwa gak sendiri ngrasain pengalaman gak enak. Banyak teman-teman lain yang merasakan apa yang Le rasakan. Banyak juga yang pura-pura benci, cuma karena malu diejek. Padahal banyak dari mereka juga sebenarnya menyukai lagu-lagu NAIF.
Contohnya aja teman Le, si Barry. Dia selalu aja menghina Le kampungan dan jadul.

Dia pernah berkata,
"Dasar lo, orang aneh...band begituan aja disukain, apaan tuh!?, 'Mengapa....aku begini?', sambil ngikutin pose banci yang ada di video klip. Banci...jangan-jangan lu juga ikutan banci yah? hahaha".

"Woy! coy...lu sadar dong ini grup band unik, warna musiknya punya cirikhas yang gak dimiliki band lain. Lu sadar sob! NAIF memberi warna sama dunia musik Indonesia!."

"Sotoy, banci ya tetep banci!"

"Sob, satu hal kenapa banci yang dipake?"

"kenapa??" dengan gaya sok ngetes.

"karena dia pengen liatin, bahwa sikap lo yang posesif ke Riana (pacarnya Barry) tuh gak ada bedanya sama banci."."Berani cuma sama cewek, maen kekerasan lagi".
"Dan satu hal lagi, gue lebih jantan dari lo! karena gue gak akan menyakiti seorang wanita!, itu sama aja nyakitin ibu gue sendiri."

"Maksud lo apa??!, nantangin gue??". si Barry terpancing amarahnya.

"Gue gak nantangin lu sob, kalo berantem juga gak ada gunanya, lu gak akan menang lawan gue, lu tahu itu.". "Gue cuma kasih penjelasan tentang kenyataan yang ada, Riana gak kuat lagi pacaran sama lo, karena sikap loe itu."

"Sok tahu lu!, lama-lama ngeselin lu yah!" dengan gaya sedikit mau nonjok.

Tapi keberanian agak sedikit urung karena dia mungkin juga merasa gak mungkin menang lawan Le. Saat itu memang Le terkenal jago silat satu sekolah.

"Gue emang dari dulu begini, lu juga dah tau kan?. Lagian dia mau pacaran sama lu tuh cuma karena kasian sama lu!, jujur yeh sebenernya gue yang dia suka."." Lu juga tau kan surat yang pernah lu baca, dan sembunyiin dari gue itu sebenernya buat sapa?" 

"Wah! anjrit!!"

Ya, konflik itu berujung pada apa, lu dah pada tau semua.
Le kehilangan satu temannya. Barry pergi pulang dengan membawa luka memar dimukanya. Le tetap gak keluar keringat sama sekali.
Dan Barry gak pernah berani lagi ketemu Le atau bicara langsung selama beberapa bulan.
Tapi Le dengar kabar dari Barry, bahwa Barry berubah menjadi orang yang sangat menghargai wanita, khususnya Riana pacaranya itu.

Beberapa bulan setelah kejadian itu Le harus balikin buku tulis dia yang ketinggalan di rumahnya. Saat Le masuk kamar, si Barry ternyata lagi mandi.
Kamar Barry telah berubah.  Gambar poster NAIF dan foto-foto konser sudah bertempelan di dinding kamar Barry.
Setau Le, kamar Barry dulu lebih banyak diisi gambar tengkorak, pistol dan mawar, pistol sex, wanita sexy dan segala macam pernak-pernik itu.

Dan satu hal lagi dari dalam kamar mandi Le mendengar dengan jelas, si Barry menyanyikan lagu posesif dan suara tape dari lagu yang sama.

Le dah tahu itu artinya apa. Itu sih sejarah yang masih Le inget selama menyukai band NAIF ini.


Kalo dari si Lik, cerita yang pengalamannya ada hubungannya dengan visi dan misinya untuk mencari seorang pujaan hati.
Lik itu orang yang menyukai lagu-lagu jadul, macam The Hentakan, Koes Tambah, dan kawan-kawan.

Terutama lagu-lagu yang bernuansa cinta.
Dari dulu memang sudah jadul gayanya, dan sampai sekarang tetap jadul.
Ciri khasnya yang climis dan berkumis itu tetap dipertahankan di era milenium dan komputerisasi ini.

Suatu kali saat dia sedang mendengarkan sebuah radio. Dia mendengar grup band baru tetapi dengan gaya musiknya jadul. Ya, serta merta deh dia menjadi suka deh.
Dengan sigap langsung bisa hapal itu lagu. Ya, dia memiliki kelebihan dalam kecepatan menghapal lagu.
Semua lagu Indonesia, dari dulu sampai sekarang tidak ada yang dia tidak tahu,
dan tidak ada yang tidak bisa dia nyanyikan.
Sebab mengapa dia punya keahlian bisa menyanyikan setiap lagu cinta adalah  dia percaya kalo menaklukan hati seorang wanita adalah dengan sebuah lagu-lagu cinta.

Sejarahnya gini.
Dulu ada seorang wanita berwajah oriental yang membuatnya jatuh cinta. Wanita itu bernama Mei Hua.  Masih tinggal satu kampung dengan dia. So, pasti Lik berusaha untuk mendapatkan wanita itu.
Tapi karena Lik pemalu, Lik hanya sering mengungkapkannya melalui radio dengan me-request lagu-lagu cinta.
Mulai dari lagu bernuansa oriental berjudul Tian Mi mi-Teresa Teng, sampai lagu Koes Plus.
Tapi semua usaha itu baru membuahkan hasil ketika dia me-request lagu Posesif dari NAIF.
request dan pesannya itu berhasil di dengar oleh Mei Hua.

Akhirnya, bertemulah dua sejoli itu di dekat sebuah monumen nasional.
Mereka berdua memang terlihat malu-malu tapi perasaan yang sama telah hadir di antara mereka.
Ya, itu perasaan saling suka.
Waktu pertemuan awal mereka memang cukup singkat dan terkesan buru-buru. Tapi, janji setia dibuat dan mereka berencana untuk berpiknik bersama ke Binaria alias Ancol, minggu depan.

"Oh kasihku nan rupawan pujaan hatiku, 
hanya engkau yang kutawan dambaan selalu.
Sumpah mati, 
aku kasih padamu, sungguh sayangku sekali...
betapa rindu hatiku ingin jumpa selalu.
Setiap pagi ku bernyanyi, dendangkan senyummu
Sumpah mati,
aku kasih padamu, sungguh sayangku sekali...
setiap malam ku bersyukur berdoa pada Tuhan s'moga direstui...

Seminggu kemudian, Lik dengan jalan kaki menjemput sang pujaan hati.
Di depan rumah Mei Hua. Mei Hua juga sudah menunggunya di depan pintu rumah. Mereka kemudian pergi naik angkutan kota ke ancol.
Berpacaranlah mereka di sana. Senyum bahagia merekah dalam bibir kedua remaja ini.

Sampai akhirnya sorepun tiba, dan mereka kemudian pulang.
Namun sampai di rumah, ternyata papa Mei Hua telah menghadang mereka. Dengan wajah tidak suka dan meremehkan membentak Mei Hua, dan segera memarahi Lik.

"Lu olang siapa! Owe kagak kenal! Mei Hua! Masuk cepat! dan Lu olang cepet pelgi dali sini!"

"Jangan Pa, ini Lik pacal Mei...Mei sayang ma Lik"

"Pacal???!!! Sejak kapan papa bolehin Mei pacalan?! apalagi ma olang kayak dia ini! Kuno, Jelek lagi!"

"Bialin Pa, Mei sayang, Mei gak pelnah liat dia sapa, atau dia gimana, tapi Mei tau, dan yakin dia tulus sayang ma Mei! itu yang Mei butuhin"

"Masuk!!! Papa bilang masuk!", "Eh, pemuda! Dasal lu begajulan!, asal lu tau, Owe kagak suka lu deket-deket lagi sama anak Owe!, pelgi lu sana! pelgi!"

"kenapa om?!, kenapa saya ndak boleh pacaran sama Mei, Saya cinta om sama Mei, wis kadung tresno om!, om kasih kesempatan dong!"

"Apaan kesempatan-kesempatan! emang main monopoli!, kagak dapat untung apa-apa Owe bolehin Mei pacalan ama lu olang! dah begajulan kagak punya apa-apa!"

Hancurlah saat itu hati Lik. Perkataan itu serasa meruntuhkan semua kenangan indah yang baru saja dialami Lik dan Mei. Tapi Lik gak pernah putus asa.
Dia selalu pergi setiap sore ke depan rumah Mei, sambil mengharapkan bisa mendapatkan kesempatan dari keluarga Mei.

"Hei kamu yang di belakang situ, ku ingin engkau tahu.
bila dikau menutup pintu ku kan tetap menunggu.
Usah kau resah s'lalu, yang lalu biar berlalu...

Selama mentari menyinari,dunia fana ini.
Kuharap engkau tutup pintu, biarkan ku termangu...
yang lalu biar berlau, usahkah kau ragukan ku...

Jalan kita masih panjang, dia terus berjalan
tolong Tuhan bantu Hamba, jangan Kau buat sirna...sirna...

Hei kamu yang di belakang situ, ku ingin engkau tahu
bila saat pintu kau buka, ku akan tetap ada...
usah kau resah s'lalu, yang lalu biar berlalu
jangan kau ragu kan ku..."

Tapi penantian Lik tidak sia-sia. Mei keluar dan menemui Lik.
dan mereka kemudia berbicara satu sama lain.
Mei bilang,
"Lik, jangan menunggu Mei lagi, Mei udah dijodohin sama cowok lain pilihan papa. Mei besok akan dibawa ke kampung Mei, di Sin Jian."

"Sin Jian di mana Mei?"

"Di Cina sana, lual negli, jauh"

Tidak ada pembicaraan di situ selama beberapa lama di tempat itu. Yang ada hanya suara anak-anak kecil yang bermain di luar tapi terasa sangat jauh.

"Maaf yah Lik, Mei gak bisa bantah papa Mei. Mei tau Lik sayang sama Mei. Cinta Lik utuh dan tulus ke Mei."

"Kalo tresno kenapa harus pergi Mei?!"

"Lik, hidup kita masih panjang. Mei pelcaya masih banyak wanita lain yang lebih baik dibanding Mei di lual sana. Yang nanti akan belsedia hidup belsama Lik sampai sehidup-semati"

"Mei.."

"Lik, udah jangan banyak banyak bertanya lagi. Mei juga sayang kok sama Lik, Mei juga sedih banget. Tapi kisah ini harus belakhil sampai sini saja. Mulai sekalang kita hidup masing-masing."

Yup itulah kisah Lik, mengapa dia sampai sekarang selalu mencari seorang pujaan hati, dan tetap eksis bersama kita bertiga ikutan jadi fansnya NAIF.

Sekarang kisah gue,
kisah gue gak terlalu spesial dibandingkan dengan kisah sabahat-sahabat gue itu. Gue orang yang demen dengan karya seni. Dan gue sangat menghormati sebuah karya seni.
Karya seni itu seperti sebuah keindahan tanpa batas. Maksudnya karya seni itu bisa dinikmati oleh kalangan apapun, dan persepsi juga gak pernah dibatasi orang bisa mengartikannya gimana.

Gue merasa lagunya NAIF itu merupakan karya seni yang bagus. Bener-bener bisa mewakili perasaan setiap orang. Sehingga setiap orang bisa merasakan irama jiwa yang sama.
 Tapi yang bikin tambah gue suka dari band ini, salah satu personelnya bisa gambar. Yup, dia adalah Pepeng.
 Yup lagi, gue juga suka gambar.

Menggambar itu mengimajinasikan sesuatu dalam suatu media.
Nah, kesukaan gue sejak SMP, sejak gue mengenal jatuh cinta gue memiliki 'gadis imajiner' gue sendiri, yang selalu gue gambar.
'Gadis imajiner' itu selalu nampak menjadi nyata dalam pikiran gue,
kalo gue mendengarkan lagu-lagu dari NAIF.

gue percaya suatu saat gue akan bertemu dengan 'gadis imajiner; gue itu dalam hidup nyata...

"Jikalau telah datang, waktu yang dinanti
kupasti bahagiakan dirimu seorang
kuharap dikau sabar menunggu...

berilah daku waktu, tuk wujudkan semua
janji ini untukmu, ku tak akan lupa
kuharap dikau sabar, menunggu...
kupasti akan datang untukmu...


Untaikan kata-kata yang kuucapkan untukmu
tak seindah kata cinta yang dia berikan padamu
namun kau slalu ada di hatiku...

berilah daku waktu, tuk wujudkan semua
janji ini untukku ku tak akan lupa
kuharap dikau sabar menunggu
kupasti akan datang untukmu...

Jikalau telah datang, waktu yang dinanti
kupasti bahagiakan dirimu seorang
kuharap dikau sabar menunggu...
kupasti akan datang untukmu...
kuharap dikau sabar menunggu..."

Hobi gambar gue itu yang menurut beberapa teman gue, membuat para gadis menyukai gue.
Tetapi untuk sekarang,
gue gak banget buat sih Lik,
dia selalu merasa sial kalo ada gue ketika sedang menjalin sebuah asmara.
Gadis-gadis yang dia suka selalu beralih ke gue.

Sebenernya dari SMP bukannya gue gak mau pacaran, tetapi gadis yang nanti bakal jadi pacar gue itu harus seperti 'gadis imajiner' gue.
Kalo gak mirip secara fisik dan sikap seperti 'gadis imajiner', yah maaf aja, gue gak bakal terima cintanya.
Sikap gue itulah yang kadang menjadi penyebab gue jadi bahan fitnahan, dan yang sekarang membuat pusing kedua sahabat gue.

Terutama Lik yang terpaksa selalu ngebantu gue kalo gue difitnah.
 Katanya, "gue ngebantu lo, karena ini juga merupakan salah satu misi gue mendapatkan pujaan hati gue!, hahaha". Contohnya aja waktu jaman kuliah dulu dia ngebelain gue dari fitnahan seorang gadis yang sakit hati sama gue.

Gadis itu cantik sih.
Tapi karena memang bukan seperti 'gadis imajiner' gue. Ya akhirnya tetap sama nasibnya tertolak dengan halus. Tapi dia gak terima. Gadis itu memfitnah gue dengan sangat mengada-ada.

Gadis itu bilang ke gue, jika gue gak mau terima dia jadi pacaranya, dia mengancam akan bilang ke semua orang bahwa gue telah menghamilinya.
Dalam hati gue cuma ketawa aja ngakak.

Si Le malah udah kepancing amarahnya,
tapi si Lik dengan sigap bicara ke gadis itu,
"Silahkan saja kamu bilang apapun yang kamu mau bilang tentang temen saya!"

"Maksudnya ??", gadis itu bingung.

"Nanti setelah kamu bilang ke semua orang, aku juga akan bilang sesuatu ke mereka.", kata Lik.

"Bilang apa???!", gadis itu semakin bingung

"Aku akan berkata jujur, dengan mengakui segala kesalahanku, bahwa aku adalah orang yang menghamili kamu, bukan Ron. Saat itu, adalah saat yang paling menakjubkan".

"Apa??!!!"

"Ya, itu aku lakukan supaya kamu jadi milikku selamanya! haha...Mau???","I luph you darling! muach, muach, muach"

"Omaigat!, gak jadi deh kalo gitu! hiiiiiii......najis gila!"

Serta merta, gadis itu mengurungkan niatnya.
Dan gue bebas dari tuduhan,tapi Lik kembali sedih.
Mungkin karena kesempatan dia untuk memiliki seorang pujaan hati kembali gagal saat itu.


Selain hobi gambar gue juga hobi menulis.
Saat ini gue membantu Thukulanda menulis laporan setiap konser musik yang dilakukan oleh NAIF.

Haaah...itulah sekilas sejarah, riwayat hidup kami, tentang pandangan pertama kami mengenal band kami tercinta NAIF. Semua membutuhkan sebuah pengorbanan (",)

masih banyak kejadian-kejadian lain yang menggelitik dan  memiliki banyak nilai yang telah kita alami bersama. Dan itu semua akan hadir dalam cerita petualangan kami selanjutnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar