Mengenai Saya

Foto saya
Menjadi beriman mungkin bukan lagi menjadi tujuan utama banyak orang.

Selasa, 03 Juli 2012

"Life's an adventure" my trip jouney


"Life's an adventure"
my trip jouney

Hidup ini adalah sebuah petualangan yang besar buat gue. 
Bertualang artinya bisa pergi kemana saja gue mau, mau sendiri atau dengan sahabat. Bisa jalan kaki, atau hanya duduk di depan layar komputer, atau juga saat dalam mimpi. Artinya gue bisa menembus batasan-batasan dalam diri gue untuk melihat jauh dan melihat secara langsung. 
Sampai akhirnya gue menemukan batasan-batasan dalam diri gue, dan gue akan selalu terpacu untuk melampauinya lagi dan lagi.
Bertualang itu sangat menarik, gue merasakan hidup ini penuh makna karena hidup ini adalah sebuah petualangan. 
Dalam hidup ada sesuatu yang pasti dan sesuatu yang tidak pasti. 
Ketidakpastian dalam hidup itulah yang membuatnya menarik, karena saat itulah makna petualangan baru bisa dirasakan. 
Kepastian dalam hidup ini cuma satu, "Petualangan pasti akan berakhir", kita semua akan mati (alias istirahat). Bertualang juga bukan berarti kita melupakan persiapan. 
Tapi jika "segala sesuatu sudah dapat dipastikan" juga pasti tidak akan menarik buat gue.


Dalam setiap termin yang gue lalui, cuma satu yang gue pegang "Bapa selalu menyertai gue kemana gue pergi". 
Gue selalu mencoba membuka diri terhadap apapun yang datang dan juga pergi dalam hidup gue. 
Bukan menerimanya mentah-mentah tapi melihatnya sebagai pengalaman rohani yang meyakinkan bahwa Bapa selalu menyertai. 
Jadi, pengalaman gue baru-baru ini adalah backpacker ke SEMPU-BROMO-JOGJA bersama KEY Adventure.

Berangkat dari stasiun Senen naik kereta ekonomi jurusan Malang. 
Harga Tiket: Rp. 45.000-berangkat jam 14.00, sampai di Malang jam 09.00. 
Sarapan di Nasi Pecel, 1 porsi + ayam goreng + Air Putih= Rp.8000,-
Karena kami ber-15 maka, sewa 2 Angkutan Kota AMG, Rp.225.000,- sampai Sendang Biru. Perjalanan 2 jam jika tidak macet. 
Berangkat jam 11.00. 
Berhenti sebentar untuk sewa perlengkapan kemping di Malang, lokasinya namanya Do-Rent bisa lihat http://www.indobackpacker.com/tag/harga-sewa-tenda-di-do-rent-malang/
Sampai Sendang Biru jam 13.15, makan siang. 
Wajib mengurus ijin dan menyewa Tour Guide atau porter yang bisa "buka jalan" ke Pulau Sempu. 
Kemudian jam 14.00 menyebrang ke Pulau Sempu dengan perahu nelayan, sekitar 10 menit perjalanan. Biaya tergantung proses tawar menawar.

Makan siang ada:
Sate Ayam/Kambing, bakso Rp.5000,- (pesannya pake bahasa jawa) karena kemarin teman ada yang pesan pakai bahasa Jakarta harganya jadi Rp.7000,-. 
Cilok seporsi Rp. 1000,- udah banyak.

Pulau Sempu seperti apa sih??
Ini gue kasih gambarannya. Kata orang sih mirip dengan Pulau Ko Phi-Phi di Thailand, yang jadi lokasi syuting film BEACH Leonardo Di Caprio.


Jika kita di Pulau sempu wajib menyewa Porter alias Tour Guide alias Juru Kunci yang kenal daerah tersebut. 
Diharapkan kita jangan 'sok tau' atau 'sombong' di daerah itu. Beberapa penduduk di daerah situ menceritakan peristiwa 'orang hilang' atau 'tersesat' atau lebih tepatnya disesatkan di Pulau tersebut. 
Pulau ini adalah wilayah konservasi alam, diharapakan kita juga menjaga lingkungan, kebersihan dan kelestarian pulau Sempu ini. 
Foto di atas hanyalah 1 titik wisata yang bisa dikunjungi dalam pulau ini, yang sebetulnya ada 15 titik lain. 
Keterbatasan waktu yang gue miliki maka cuma bisa sampai di titik ini. 

Persiapan fisik dan perbekalan harus dilakukan. 
Dalam track kering perjalanan menyusuri hutan dapat dilakukan sekitar 2 jam berjalan kaki. Jika track basah, bisa lebih dari itu, dan otomatis tenaga yang dikeluarkan juga lebih besar. 
Salah satu cerita adalah, waktu perjalanan menuju ke lokasi, gue berpapasan dengan cewek gendut, sedang dalam perjalanan kembali. 
Besoknya setelah kita selesai, kami mendapat kabar cewek itu kemarin koleps di tempat penjemputan kapal. 
Setelah dibawa ke Sendang Biru dia tewas. 
Gak lucu dong pas liburan kita kehilangan nyawa, atau teman kita tewas?. So, persiapan fisik perlu, dan selalu ikuti panduan Tour Guide. 
Jangan memaksakan diri. Minta juga nomor hand phone Tour Guide dan juga tukang perahunya supaya bisa diminta jemput!

Setelah perjalanan yang melelahkan karena medan yang sangat sulit, semuanya akhirnya bisa dilewati. 
Gue sampai di lokasi. 
Semuanya setimpal, badan akan terasa tidak sabar untuk langsung menceburkan diri di laguna tersebut. 
Tapi perhitungkan juga jika sampai dilokasi jam 16.00 maka lebih baik untuk mendirikan tenda lebih dahulu, kalau sudah gelap gak ada listrik. 
Ingat juga disana tidak ada air tawar bersih, maka harus bawa air mineral.

Jika berenang ada beberapa aturan yang tidak boleh dilakukan di Pulau Sempu. 
Tour Guide selalu mewanti-wanti kita untuk berenang menjauhi karang bolong, karena karang itu berbahaya jika dinaiki. 
Terbukti dalam perlajanan gue kesana ada seorang pengunjung yang terhantam ombak dari Samudera Hindia, jatuh di karang-karang tajam tersebut, untungnya tidak mati di tempat, namun dia luka parah di bagian kaki dan tangan. 
Separah apa?, 
pahanya jebol, lengannya sobek (bisa dibayangkan sendiri). 
Jangan harap dapat pertolongan yang berkualitas, karena lokasi tersebut jauh dari Rumah Sakit.
Jadi, selalu waspada di lokasi tersebut, karena masih banyak hewan liar dan kondisi alam sulit diprediksi.
Setelah bermain-main, hingga esok hari. gue persiapan balik melalui rute yang sama. Menuju lokasi yang gak kalah mengasyikannya yaitu Bromo.
Di Sendang Biru menyewa ELF yang memang sudah dipesan untuk mengantar ke Bromo. Lama perjalanan 3 jam melalui Pasuruan jika langsung. 
Tapi gue dan kawan-kawan memilih untuk makan di  Burger Buto. Ukuran burger 17 cm harga Rp.10.000.-, dan Buto Ijo 25cm diameternya harga Rp.27.000,-
Di Bromo bisa menginap di Homestay, "Pak Mantri", sangat nyaman tempatnya. 


Apa yang dikejar di Bromo? sudah pasti Sun Rise nya.
jika tidak mempersiapkan kupluk atau sarung tangan di sana dijual perbuahnya dengan harga Rp.5.000,-.
Udara memang akan semakin dingin jika mengarah pukul 3.00. 
Untuk bisa sampai ke pananjakan 1 tepat waktu sebaiknya berangkat sekitar pukul 3.30 pagi. 
Waktu yang tepat tidak teralalu dini juga tidak terlalu siang. Berangkat jangan lupa untuk menyewa Jeep. 
Untuk penyewaan bisa menghubungi si pemilik Homestay, yang akan langsung menghubungi pemilik Jeep. Semua tergantung proses tawar menawar anda. 
Biaya Jeep terpisah dari biaya masuk Bromo, maka nanti anda akan diminta uang masuk.

Melihat Sun rise sudah, maka dengan jeep anda juga di antar untuk ke lautan pasir dan ke puncak bromo. 
Jika lelah berjalan anda dapat naik kuda, harga naik kuda pp (pulang pergi) 100k, sangat mahal, jadi sebaiknya jalan kaki. 
Usai mengitari dan berwisata di Bromo, baiknya untuk membeli oleh-oleh di Malang. Yang terkenal memang Es Krim OEN, tapi mahal, tetapi dapat memilih tempat lain untuk beli keripik buah, dll.

Setelah perjalanan di Malang berakhir, gue sendirian melanjutkan perjalanan ke Jogja, dan yang lain kembali ke jakarta, dengan tiket Bus Eksekutif Rp.260.000,- Kramat Djati-Lebak Bulus.
Pikir gue, gue bakal dapat bus dari Malang-Jogja ternyata kehabisan, sedikit pusing mulai bertanya alternatif lain yaitu travell. Harga tiket Rp.130.000,-. 
Berangkat jam 19.00. 
Posisi waktu itu masih pukul 14.00. alhasil harus menunggu sekitar 5 jam di terminal Arjosari.
Di terminal sempat mandi, harga Rp.2000,-, dan tidur di Mushola. 

Pada saat inilah sangat terasa Bapa sudah merancang semua yang indah buat gue. 
Di saat semua rencana gue gagal terlaksana Bapa menyelamatkan. 
Gue dapat tiket travell, dan di dalam banyak orang yang di kenal dan dekat secara spiritual. 
Merasakan nyaman dan aman. 
Merasa ada di jalan yang tepat untuk menuju Yogyakarta, kota paling gue cinta.


Jika naik travell maka harus menjemput penumpang dari rumah ke rumah dulu. 
Gara-gara itu gue jadi mengenal seluk beluk kota Malang. 
Kemudian travell berhenti di rumah makan utama, di daerah madiun, sekitar jam 23.30. Berangkat dari kota Malang jam 20.00, sampai Jogja pukul 07.00. 
Benar-benar sampai kampung halaman pukul 08.00.

Rabu, 04 April 2012

Nella Fantasia

Nella fantasia io vedo un mondo giusto, 
Li tutti vivono in pace e in onestà.
Io sogno d'anime che sono sempre libere, 
Come le nuvole che volano, 
Pien' d'umanità in fondo all'anima. 


Nella fantasia io vedo un mondo chiaro, 
Li anche la notte è meno oscura. 
Io sogno d'anime che sono sempre libere, 
Come le nuvole che volano. 


Nella fantasia esiste un vento caldo, 
Che soffia sulle città, come amico. 
Io sogno d'anime che sono sempre libere, 
Come le nuvole che volano, 
Pien' d'umanità in fondo all'anima.





Selasa, 03 April 2012

RAHASIA

Cerita Fiktif

Pertemuan Pertama
          28 Agustus 2011, itu adalah awal dirinya masuk ke kelas gue. Seorang yang berbadan tinggi, beralis tebal, berwajah biasa saja, tidak tampan, tetapi optimis, dan selalu menebarkan senyum serta energi positif bagi orang-orang di sekitarnya. Gue gak ngerti dari mana dia datang, sepertinya dia datang begitu saja "like a wind". Dengan sopan dan menarik dia pun mulai memperkenalkan dirinya dan mengajarkan gue dan teman-teman gue berbagai hal tentang filosofi hidup.
         Pelajaran yang semula gue kira adalah yang paling membosankan dan tidak ada pentingnya buat hidup gue menjadi sebuah hal yang menarik, mudah dipahami dan sangat bermanfaat bagi gue. Itu kata gue, tapi dari apa yang gue lihat dalam diri teman-teman sekelas, gue rasa mereka juga merasakan hal yang sama. Sesuatu yang berbeda dari yang sebelumnya, dari yang biasanya, dari yang ada dalam pikiran kami.
        Setelah sesi pertama selesai tampaknya ada suatu kekaguman yang hadir dalam diri gue tentang dia. Guru muda yang aneh, dan luar biasa menurut gue karena ke apa-adaanya. Dan sepertinya ada teman gue yang mulai jatuh hati dengannya. "Astaga!, sebesar itukah dampaknya?" pertanyaan yang muncul dalam hati gue. 
        Dia memberikan segalanya dengan sangat tulus dan berbeda, sepertinya penuh warna dan 'like a brushfire'. Dia selalu berada bersama kita semua, misalkan pada waktu kita istirahat di kantin ataupun duduk sendiri dengan sikap jengkel karena diusir dari dalam kelas. Caranya mendekati kita cukup berbeda, tapi justru itu yang membuat kita semua nyaman. Bahkan gue dan teman-teman dengan mudah menceritakan semua perasaan dan isi pikiran kita. 
      Dia tidak pernah memberikan kita sebuah ceramah atau nasihat yang panjang lebar, tetapi hanya mendengarkan dengan sungguh dan memberikan sebuah pertimbangan-pertimbagan lain yang justru sangan menegur sikap gue dan teman-teman, jika berbuat sesuatu yang salah. Dia selalu mendukung, setiap kami ada lomba atau kegiatan apapun, baik berkunjung dan berteriak SEMANGAT! atau cukup tersenyum menggodai saja. Tapi itu cukup untuk menyadarkan bahwa kita tidak pernah sendirian lagi menanggung atau menghadapi setiap tantangan hidup. 
       Pernah suatu pagi gue liat dia berjalan di setiap lorong dan menyentuh setiap dinding kelas kami dari lorong 1 sampai ke lorong selanjutnya seperti sambil mendoakannya. Awalnya gue kira itu aneh banget, tetapi sekarang gue sadari itu bukan hal yang aneh, tapi justru mengharukan.

Live in Class
        Dengan cara dan gayanya yang berbeda dari biasanya itu dia mendidik gue dan teman-teman dengan penuh keyakinan dan keterbukaan. Dia sangat yakin dengan apa yang dia ajarkan tetapi tidak memaksakan gue dan teman-teman untuk memahaminya secara cepat. Justru gue yang sering kali gusar kenapa terlalu rumit dalam berpikir. Satu hal yang selalu gue ingat ketika dia mengajar adalah semboyan yang selalu ia katakan "Carpe diem quam minimun credulla postero", yang artinya berusahalah sebaik mungkin seakan-akan itu adalah hari terakhir dirimu hidup. Inggris-nya "Seize The Day", Jawa-nya "Urip kuwi koyo mampir ngombe", Jepang-nya "Gambaru", Arab-nya "Man Jadda Wa' Jadda". Kesadaran itu yang membuat kami selalu semangat.
      Jika disadari dia jarang sekali bicara (cerewet menasihati) tetapi justru gue sendiri yang dibuat menemukan jawabanya sendiri dan memecahkan masalahnya sendiri. Kadang waktu gue atau teman-teman ingin curhat, ketika akan berpikir pertanyaan apakah yang akan ditanyakan justru kami telah mendapatkan jawabannya sendiri. Lucu memang tetapi cara dia berpikir memang mempengaruhi cara berpikir gue dan teman-teman juga.

A Graduation
           Ada sebuah cerita yang selalu gue dan teman-teman ingat tentang dirinya. Tentang satu kata tentang dia: "RAHASIA!" dan itu selalu membuat gue dan teman-teman selalu ketawa ngakak jika mengigatnya. Kejadian itu bermula di malam graduasi dan prom night.
          Ingat teman gue yang jatuh hati padanya, akhirnya di malam itu teman gue itu mengungkapkan cintanya. Lalu dia (guru kami itu) membisikan sebuah kata kepada teman kami tersebut. Kami tidak mengerti kata apa yang dikatanya pada teman kami. Oleh karena itu, kami jadi penasaran dan berteriak pada teman kami, "katakan apa yang dia bilang padamu!". Setelah kami desak dan dengan mic yang teman kami pegang, teman kami mengatakan kepada kami "Jawabannya RAHASIA!". Serentak kami merespon "Wuuuu", "Jangan bohong", teman kami pun mencoba meyakinkan kami "Jawabannya RAHASIA!", lalu teman kami turun dari panggung sambil malu bercampur 'ngedumel' karena ketidak-percayaan kami.
        Masih dengan rasa penasaran, maka kami pun bertanya kepada dia, "apa yang bapak katakan pada teman kami tadi??", dia menjawab "Mau tau jawabanya?", "Mau!!!Bapak terima dia apa gak??", "Beneran mau dengar jawabannya?","Mau pak!! cepat bilang!",dia pun menjawab "Jawabanya RAHASIA!".
           Kami pun merasa kecewa terhadapnya karena kami mengira ada sesuatu yang dirahasikannya kepada kami. Oleh karena hal itu-pun, gue dengar dia dipanggil oleh guru-guru senior lain, dan mereka pun menanyakan hal yang sama seperti yang gue dan teman-teman tanyakan. Dan dia juga menjawab seperti apa yang dijawab saat di panggung itu. Karena merasa dilecehkan ada seorang guru lain memukulnya. Tetapi dia tidak marah dan membalasnya. Peristiwa itu menjadi hal yang menghebohkan satu sekolah. Karena itu sampai-lah ke telinga pimpinan sekolah kami.
         Gue ingat saat itu dia dipanggil oleh pimpinan sekolah dan disidang di dewan guru, sepertinya akan memecatnya. Lalu dalam sidang itu membahas dan mengupas habis apa pesan yang dikatannya kepada teman gue. Teman gue pun juga ikut dibawa menjadi saksi. Jawaban yang sama muncul dan kebenaran yang sama tetap diceritakan apa adanya karena begitulah dia. Karena menurut mereka hal itu bukanlah kejelasan akhirnya sekolah memutuskan dia untuk diberhentikan.
        Anehnya, dia tidak terlihat tertekan sekalipun. Gue dan beberapa teman pun mencoba untuk datang kepadanya dan meminta maaf sekaligus bertanya kembali, "Jawaban bapak apa?". Dia menjawab "Jawabanya Rahasia". Lalu teman kami bertanya lagi "tunjukkan pada saya bagaimana prosesnya?", lalu dia menunjukkan kepada kami bagaimana prosesnya, maka saat itulah kami mengeti apa yang dimaksud dengan RAHASIA itu.
       Namun sayang, pihak sekolah sudah terlanjur memutuskan secara sepihak tentang nasibnya. Tetapi menurut guru gue yang lain, yang adalah sahabatnya, itu bukan suatu masalah baginya, karena tugasnya di sekolah ini memang sudah berakhir dan dia hanya hidup mengikuti perintah Bapa kemana akan mengutus dia selanjutnya. Toh dia hanya mengikuti permintaan sekolah ini untuk mengisi kekosongan tenaga pengajar yang ada. Itulah kisah tentang dia dan rahasianya. Jika loe tanya jawabanya kepada dia, dia akan menjawab "Jawabannya RAHASIA". Kadang dalam hidup ini jawaban tidak menjadi sebuah jawaban, tetapi prosesnya-lah yang menjadi jawaban.

Senin, 02 April 2012

CAT.PENG!

Mendengarkan kisah di sore ini, jadi inget kalo punya Cat. Peng!.Dan merasa perlu juga untuk dituliskan kembali di blog ini. Supaya gue bisa ingat tulisan-tulisan gue dulu sebagai pengalaman yang telah dialui.
Sekaligus bisa belajar lagi kalo-kalo gue jatuh di lubang yang sama atau mirip.

Memang gue belajar dari setiap pengalaman yang gue lalui, tapi kadang gue juga lupa hal-hal penting apa yang bisa buat gue saat itu bisa bangkit lagi, kalo istilah anak jaman sekarang "move on". Beberapa catatan dan pertistiwa...MOVE ON yang saat ini sering dialami oleh banyak anak muda sedikit banyak diidentikkan dengan masalah percintaan. Jadi, Cat. Peng! gue yang pernah gue buat dulu tentang masalah ini adalah:

1) "Banyak orang yang lebih tua bilang dan berteori tentang bangkit (move on), tapi mereka sendiri ketika mengalaminya gak pernah bisa mempraktekan teori mereka sendiri ke dalam kehidupannya (alias teori hanya menjadi bau mulut dan gak pernah bisa dilaplikasikan). Dan kebanyakan mereka yang gak banyak bicara cukup bercerita tentang pengalamannya saja justru yang lebih masuk dan memberikan pertimbangan yang baik."

2) "Banyak orang pengen tau kisah cinta orang lain (alias kepo) dan berusaha menasehati orang yang mengalami situasi "ngedrop" seperti yang gue alami, dan bertindak seolah-olah seperti seorang yang sangat bijak, pintar, tau segalanya, mengaku sangat mengerti keadaan yang gue alami. Sebenarnya malah gak tau apa-apa dan belajar dari kisah "ngedrop" nya gue (alias manfaatin keadaan sebagai situasi pembelajaran)."

3)"Gue lebih pilih orang yang apa adanya dan blak-blakan bicara, nyakitin gue di saat itu tapi menampar gue dan bisa menyadarkan gue akan keadaan gue. Saat itu mereka ngebantu banget. Tetapi setelah itu, ada yang gak peduli lagi, atau malah ngejek-ngejek gue, yang ada gue malah punya masalah emosional yang baru"

4)"Kadang saat curhat, kata-kata gue(cerita gue) menjadi berlebihan. Dan gue pikir itu akan mambuat gue baikan ternyata gak sama sekali. Ternyata sesudahnya setelah gue mengatakannnya (membesar-besarkannya) itu malah membuat beban gue bertambah berat atau bertambah besar seiring bertambahnya cerita "ngedrop" gue itu."

5)"Satu-satunya hal yang gue butuhkan adalah orang yang dapat diajak bicara, dan pada saat itu gue bisa menjadi diri gue apa adanya, tanpa perlu melebih-lebihkan cerita gue. Sayangnya gak banyak orang siap untuk menjadi orang yang mau mendengarkan gue, gak banyak orang juga yang membuat gue siap dan trust untuk bercerita, gak banyak orang juga yang bisa membuat gue nyaman bercerita tanpa melebih-lebihkan sesuatu karena dasarnya dia sudah tau semua tentang gue."

6)"Sebenernya jawabannya cuma satu, tapi untuk mencapai yang satu kita perlu sampai ke pemahaman yang bener dulu tentanghakikat hidup (buat apa kita hidup dan kemana kita setelah hidup ini). Kalo udah paham pasti jawabannya cuma satu, cuma balik ke Bapa."

7) "Bapa tau segalanya tentang gue, Bapa tau kenapa gue harus ngalamin semua kekacauan ini, Bapa selalu beri gue kasih dan berkat-Nya yang berlimpah sampai gue gak tau lagi gimana cara menampungnya. Bapa sayang banget sama gue sampai gue gak tau gimana balesnya dan sampai gue rasanya malu banget dengan keadaan gue. Bapa tau cerita gue tanpa gue perlu melebih-lebihkan atau mendramatisir cerita gue. Bapa siap dengerin semua cerita gue dan sepertinya Dia gak sabar untuk peluk gue erat-erat."

8) "Bapa gak cuma diem aja kok, jadi jangan cuma cerita ngedumel dan teriak-teriak doang, tapi gue juga perlu buka hati gue untuk dengerin apa yang Bapa minta dan gue harus lakukan seperti apa yang Bapa minta. Memang saat "ngedrop" gini gue emang susah banget ngerti apa yang Tuhan mau, jadi "TERIMA" kenyataan yang ada "jangan dilawan", "ikutin aja", "tunggu dan lihatlah apa yang terjadi.....", gitu aja kok repot"

9)"Pengalaman "ngedrop" ngebuat gue rusak, nilai turun, kehilangan pegangan, kehilangan kepercayaan, sakit hati dan segala macam hal negatif yang mengikutinya. Lalu muncul deh sebuah ingatan, "sejak ketemu dia nilai gue bagus..." sejak putus "jadi jelek semua....". Gue sadar ini cuma masalah motivasi dasar gue. Gue sadar...kesalahan gue adalah menaruh motivasi gue kepada hal-hal dunia seperti pacar gue, barang-barang kesayangan gue, orang tua gue, teman gue, kakak senior gue, guru gue, cita-cita gue yang sifatnya menonjolkan kesombongan gue, tanpa ngerti dasar dimana gue harus menaruh motivasi gue itu."

10)"Sejalan dengan itu semua gue baru sadar, gak perlu kita mengikuti kata-kata yang bunyinya: "Gantungnya (taruhlah) cita-citamu setinggi langit", gue rasa itu kejauhan dan bukan gue banget. Gue cuma perlu taruhlah cita-cita gue di dasar hati gue yang paling dalam, dan paling inti dari diri gue, gue jaga baik-baik biar Bapa yang pelihara, karena di sanalah Dia tinggal, dan gue cuma benar-benar "Trust" sama Bapa dan biarin Dia yang ngebentuk gue sebagaimana adanya.
Menaruh segalanya kepada Bapa, gue gak bakal kecewa dan gue percaya itu. Kalo pun saat itu gue kecewa pasti gue lagi lupa samahakikat hidup gue, dan Bapa pasti ingetin gue selalu, sekali lagi karena Bapa sayang banget sama gue, juga sama semua orang, dan semua sama, gak ada yang lebih dan ada yang kekurangan sama, dan setiap saat tanpa gue sadarain atau gue rasain bener-bener"


Felicia: "Ron ini bagus, ini ngebantu gue banget, thx yo....sampai ketemu di sana, huehuehue -luv u-"

Jadi Eron ketika lu ngalamain hal yang sama inget lagi yah....lu pernah nulis ini

             Hieronymus, Jakarta, 23 September 2001.

Oke, itulah yang Cat.Peng! yang gue tulis dulu...dan dikomentari sama seseorang yang sudah berbahagia dengan Bapa sekarang :) semoga ini bisa berguna buat gue di masa kini dan di masa mendatang.

Selasa, 17 Januari 2012

Bob Marley-Don't Worry, Be Happy

(whistling)
Here's a little song i wrote,
you might want to sing it note for note,
don't worry, be happy

in every life we have some trouble,
when you worry you make it double
don't worry, be happy

dont worry be happy now
dont worry be happy
dont worry be happy
dont worry be happy
dont worry be happy
aint got no place to lay your head,
somebody came and took your bed,
don't worry, be happy

the landlord say your rent is late,
he may have to litagate,
dont worry (small laugh) be happy,

look at me im happy,
don't worry, be happy

i give you my phone number,
when your worried, call me,
i make you happy

don't worry, be happy

aint got no cash, aint got no style,
aint got no gal to make you smile
but don't worry, be happy

cos when you worry, your face will frown,
and that will bring everybody down,
so don't worry, be happy

don't worry, be happy now...

don't worry, be happy
don't worry, be happy
don't worry, be happy
don't worry, be happy

now there this song i wrote
i hope you you learned it note for note
like good little children

dont worry be happy

listen to what i say
in your life expect some trouble
when you worry you make it double
dont worry be happy
be happy now

dont worry, be happy
dont worry, be happy
dont worry, be happy
dont worry, be happy
dont worry
dont worry be happy
don't worry, don't worry, don't do it,
be happy,put a smile on your face,
don't bring everybody down like this

don't worry, it will soon pass whatever it is,
don't worry, be happy,
i'm not worried

Jeritan seorang lelaki Kristiani yang kelelakiannya tidak tersapa dalam Gereja

Gereja mengatakan kepada saya untuk lebih memikirkan dosa, daripada tentang tujuan; lebih tentang menjaga tampilan luar, daripada tentang mencari dan memeluk makna. Lebih tentang apa yang tidak boleh saya lakukan, daripada tentang apa yang harus saya lakukan. Lebih tentang menjadi manis, daripada menjadi baik. Ketakutan akan kegagalan, akan tidak memenuhi standar, akan mencoba tetapi tetap tidak sempurna, telah melumpuhkan kita, tak bisa bergerak, dan akhirnya, bersikap acuh tak acuh tanpa pilihan.
(Coughlin, No More Christian Nice Guy, hlm 18.)